Kamis, 05 Januari 2012

My Experience

Waktu balita aku banyak pengen tau. suatu hari aku
liat obeng di meja. rasa ingin tau ku kembali muncul. aku pegang obeng itu aku bolak balik tuh obeng, aku amati bentuknya, aku bongkar pasang sampai lepas dari rangkanya, lama sekali aku otak atik apa yang bisa dilakukan obeng ini. sampai suatu saat aku lihat ayah memperbaiki stopkontak memakai testpen aku kira testpen itu sama dengan obeng yang aku pegang kuamati betul cara ayah melakukannya. selang beberapa saat ayah mengambil sesuatu yang belum dibawanya dari kotak perkakas. kemudian aku seret kursi kecil di sebelah kiriku, aku dekatkan ke stopkontak itu. kunaiki kursi itu dan berdiri di atasnya agar mencapai stopkontak itu. aku tiru cara ayahku memperbaikinya, dan aku masukkan obeng tanpa rangka plastiknya itu kedalam lubang stopkontak. Saat itu pula ada percikan api dari lubang stopkontak, aku pun kaget dan aku terjatuh dari kursi, aku lihat tanganku sudah melepuh. aku menangis sekuat tenaga dengan harapan aku segera di tolong. sejak itu aku tidak bermain stopkontak lagi, karena takut kejadian itu terulang. entah apa yang aku pikirkan saat itu, tapi yang jelas sekarang semua orang bertanya padaku mengenai listrik. rasanya sperti menjadi professor. yang membuat aku bahagia ayah sudah tak pernah membetulkan listrik di rumah. karena, ayah akan menyuruhku saat sesuatu terjadi mengenai listrik di rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar